The Killing of a Sacred Deer (2017)
The Killing of a Sacred Deer (2017)
“A surgeon never kills a patient. An anaesthesiologist can kill a patient, but a surgeon never can”- Steven Murphy, The Killing of a Sacred Deer (2017)
Directed by Yorgos Lanthimos Produced by Ed Guiney, Yorgos Lanthimos
Written by Yorgos Lanthimos, Efthymis
Filippou Starring Colin Farrell, Nicole
Kidman, Barry Keoghan, Raffey Cassidy, Sunny Suljic, Alicia Silverstone, Bill
Camp Cinematography Thimios Bakatakis
Edited by Yorgos Mavropsaridis Production company Film4, New Sparta
Films, HanWay Films, Bord Scannán na hÉireann/The Irish Film Board, Element
Pictures, Limp, A24 Distributed by A24
(United States), Curzon Artificial Eye (United Kingdom).
IMDB : 7,0/10
Rotten Tomatoes: 80%
Meta Score : 73%
Sinopsis
Semenjak kematian ayahnya, Martin (Barry Keoghan) menjadi lebih dekat
dengan Steven Murphy (Colin Farrell) yang merupakan seorang dokter ahli bedah.
Kedekatan Barry dengan Steven dan keluarganya menjadi sebuah ancaman tersendiri
bagi mereka.
IMO
Saya
baru tiga kali menonton film garapan Lanthimos, The Killing of a Sacred Deer
merupakan salah satunya yang saya tonton. Karya Lanthimos sendiri sepertinya
menerapkan sebuah gambaran yang abstrak dan dalam karya horrornya The Killing of
a Sacred Deer juga punya unsur absurd.
The Killing of a Sacred Deer punya rasa yang tersendiri bagi saya.
Ingat
Kevin Katchaudarian yang diperankan oleh Ezra Miller di We Need to Talk About
Kevin? Karakter remaja laki-laki yang memiliki karakter yang menjadi mimpi
buruk semua orang. Lanthimos juga punya karakter Martin yang diperankan oleh
Barry Keoghan. Lanthimos membuat seorang remaja bisa menghancurkan kehidupan
sebuah keluarga dengan mudah.
Apabila
Kevin yang tidak dijelaskan alasan atas perbuatan ia, tentu saja Martin
mempunyai alasan yang dijelaskan di film ini. Martin memiliki dendam terhadap
Steven Murphy yang merupakan seorang ahli bedah jantung. Selama film berjalan
saja, saya merasa tidak nyaman ketika melihat karakter Martin ini.
Lanthimos
dan tim membuat film ini berdasarkan mitologi yunani “Ipheginia”, dimana hal yang sama terjadi dengan Steven
Murphy dan keluarganya, ketika keluarganya yang baik-baik saja berubah ketika
seorang remaja datang. Alur ceritanya lambat, dan kesan visual yang dimilki juga
menjadi micin pelengkap tersendiri di film ini.
The Killing
of a Sacred Deer merupakan salah satu film horror-thriller yang membuat saya
kebingungan sendiri, semacam enigma yang
ditonjolkan dalam alurnya membuat saya mencoba menebak termasuk bagaimana bisa
seorang Martin melakukan hal-hal buruk yang terjadi pada keluarga Murphy?
Bagaimana bisa seorang Martin mengatur keluarga ini macam main rumah-rumahan
Barbie?
Hal
lain yang ada di film ini adalah sisi lain keluarga kaya raya yang ada di
suburban AS, terlebih lagi saat di-shoot
di Rumah Sakit yang dimana sangat sleek
dan mewah, serta memandang sekumpulan dokter sebagai sosok yang pantas dipuja
seperti Tuhan, sebagaimana mereka yang menentukan hidup mati seseorang dan
mereka yang merasa tidak bersalah ketika terjadi kesalahan atau malpraktek saat
itu. Selain itu, sepertinya film ini juga memiliki unsur medical kink, ketika Steven dan Anna menggunakan kata anaesthesia sebagai istilah hubungan
seksual atau foreplay mungkin.
Colin Farrell dan Nicole Kidman bisa dengan keren membawakan karakter yang dingin dan
kaku seperti elitis pada umumnya, tetapi masih sangat bagus. Kebetulan juga, Colin
dan Nicole juga bersama di The Beguiled
(2017) garapan Sofia Coppola. Hal paling menonjol disini malah Martin yang
diperankan oleh Barry Keoghan juga
keren! Bayangkan saja, seorang remaja 16 tahun bisa sangat manipulatif bak
serigala berbulu domba dan menghancurkan kehidupan satu keluarga dengan
mudahnya.
Lanthimos
bersama timnya sukses melengkapi visual dan scoring music yang pas dan cantik
-ternyata bagian operasi jantung di opening
scene merupakan adegan bedah jantung nyata- kedua unsur yang disatukan
dengan alur yang lambat, entah mengapa membuat jadi lebih baik. Lanthimos punya
gaya menyutradai yang khas ketika saya melihat The Lobster dan The Favourite. The
Killing of a Sacred Deer yang tidak sama sekali mengurangi esensi pada film ini
malah melengkapi.
Final Thoughts
Saya
baru kesempatan membuat review setelah nonton dua kali, karena satu hal yang
membuat saya baru mulai karena malas dan film ini cukup menguras otak saya yang
terkadang lebih lama dari komputer pentium, tetapi setelah saya perhatikan sedikit
demi sedikt, film ini sangat menarik dengan plot yang terkadang membuat kita
menebak-nebak sendiri dan sebagai film dengan genre mystery, psychological horror dan
thriller, saya rasakan sukses juga. Jadi sepenuhnya saya akan mengatakan kalau
film ini emang bagus bukan hanya sekadar ekspetasi belaka saja. Ohya…bahkan
poster promosinya juga bagus banget yang menunjukkan anatomi manusia!!!
![]() |
Salah satu promotion poster The Killing of a Sacred Deer cr: IMDB.com |
THIRTEENTALKS : 9,0/10