(QUICK REVIEW) ALITA : BATTLE ANGEL (2019)
Alita : Battle Angel (2019) by
Robert Rodriguez
“I do not standby in the presence of evil!”
Waktu
saya masih bocah-bocahnya, saya sering melihat film Astro Boy. Iya, kebetulan
sekali saya kemarin menonton Alita : Battle Angel yang dimana sebenarnya karakter
Alita sendiri mengingatkan saya dengan si Astro Boy. Mengambil latar 5,5 abad
dari zaman sekarang, Alita memilki konsep visual yang sangat menarik. Alita
berlatar tentang Cyborg yang dtemukan tidak aktif oleh Dr.Ido, ketika ia
tersadar dan mencoba mengingat masa lalunya. Alita : Battle Angel merupakan adaptasi dari manga 90-an yang
berjudul “Battle Angel Alita” atau bisa disebut dengan "Gunnm" karya Yukito
Kishiro.
Tanpa tanggung-tanggung kalau Alita : Battle Angel ini menggandeng seorang James
Cameron dalam penggarapannya, memilki jejak dengan Avatar (2009) dan
Titanic (1997), garapan James Cameron tidak mengecewakan. Hanya saja…Alita ini
memiliki kekurangan bagi saya. Meskipun, untuk adaptasi atau live action dari
garapan Hollywood, Alita memang lumayan.
Film
Sci-Fi memang paling menarik dengan suguhan CGI yang dewa akan membuat setiap
orang mau menontonnya. Bisa dilihat dengan Transformers yang selalu ramai tiap
tayang di bioskop ataupun MCU-nya Disney yang kaya CGI dengan biaya super fantastis.
Saya suka-suka aja walaupun diberi pemandangan buatan seperti itu toh, meskipun
terkadang jalan ceritanya yang bikin saya ngurut dada dan misuh-misuh akibat
uang jajan saya berkurang untuk film yang gak baik-baik amat. Alita : Battle Angel
punya kelebihan dalam visual tetapi kurang dalam alur cerita, apalagi ketika bagian Motorball yang menurut saya....beuh mantap banget lahh.
Saya
merasa kurang puas di alur ceritanya,
menurut saya pribadi, sangatlah menghabiskan waktu. Padahal mereka punya
jajaran cast yang menarik dengan konsep visual yang memukau. Plot yang
dijalankan dalam film ini selain menghabiskan waktu dan bertele-tele membuat saya sedikit kecewa dengannya. Apalagi film
ini cukup panjang dengan durasi 122 menit akan terlihat melelahkan bagi saya.
Saya
juga teringat dengan Elysium (2013)
yang diperankan Matt Damon mengenai kota di atas awan dengan kecanggihan luar
biasa bak surga dunia, dan berbanding terbalik dengan kota yang di bawahnya. Begitu
pula dengan Zalem yang merupakan kota yang sangat diidam-idamkan para penghuni
Iron City. Saya merasa kalau konsep kota surga di atas awan menjadi trend
sci-fi sekarang.
Saya
tidak bilang film Alita Battle Angel ini jelek, saya suka action-nya. Alita (Rosa Salazar) dengan perawakan moe tapi beringas ini bisa mengalihkan
perhatian saya dari alur cerita yang ribet sendiri. Ketika saya melihat trailer
pertamanya saja, saya dan teman saya berpikir ‘Apakah Hollywood sedang terkena wabah moefikasi?’ melihat Alita
dengan CGI mata besarnya. Ternyata, James Cameron memang menginginkan mata besar Alita sebagai ciri khas yang ada pada kebanyakan manga.
Alita
Battle Angel tidak hanya menggaet James Cameron tetapi dengan jajaran cast yang
merupakan A-list membuat saya sedikit
menyayangkan kekosongan karakter, sebut saja Christoph Waltz sebagai Dr.
Ido yang sebenarnya bisa berperan kece atau Mahershala Ali sebagai Vector/Nova
dengan berbagai nominasi dalam ajang penghargaan pun biasa aja dan bahkan tidak berasa
menjadi karakter antagonis yang diinginkan. Rosa Salazar setidaknya bisa
membawakan karakter Alita dengan prinsip manis-manis
sangar dan dengan aksi yang keren.
Saya
masih merasa kalau Alita : Battle Angel
memilki sebuah kelebihan dengan sebuah visual yang bagus banget dan eye popping sekali, saya rasa tidak akan
salahnya menonton film ini ketika liburan.
Rotten Tomatoes : 62%
IMDB: 7,6/10
META SCORE: 54%
THIRTEENTALKS : 7,0/10