First Man (2018) : Antara Apollo 11 dan Seorang Neil Armstrong



First Man (2018)



“That's one small step for man, one giant leap for mankind”- Neil Armstrong, First Man (2018) 
Directed by Damien Chazelle Produced by Wyck Godfrey, Marty Bowen, Isaac Klausner, Damien Chazelle Screenplay by   Josh Singer Based on        First Man: The Life of Neil A. Armstrong by James R. Hansen Starring Ryan Gosling, Claire Foy, Jason Clarke, Kyle Chandler, Corey Stoll, Christopher Abbott, Ciarán Hinds Music by  Justin Hurwitz Cinematography by   Linus Sandgren Edited by Tom Cross Production company Universal Pictures, Amblin Entertainment , DreamWorks Pictures, Temple Hill Entertainment, Phantasma   Distributed by Universal Pictures

IMDB : 7,5/10
ROTTENTOMATOES :88%
METACRITIC : 84 %

Sinopsis

Perjalanan kehidupan seorang astronot NASA, Neil Armstrong pada tahun 1961-1969, dimana ia harus perjalan sebagai manusia pertama yang ke bulan . Hal tersebut membutuhkan pengorbanan antara dirinya dan juga negara pada masa itu.


IMO

Di balik sebuah perang dingin antara US dan Uni Soviet, kita tahu bahwa mereka lagi gencar perang antar teknologi.  Setiap negara adidaya itu gencar mebuat teknologi mutakhir, salah satu yang cukup kontroversial (saya tidak tahu kalau ini cukup kontroversial sendiri ketika zamannya) yaitu adalah pembuatan roket dan misi ke Bulan oleh NASA. Siapa yang tidak tahu Neil Armstrong? Astronot  pertama yang menjejakkan kaki di Bulan ini selalu dikenang oleh sejarah US bahkan dunia.

Damien Chazelle menggarap berhasil film biopik tentang seorang Neil Armstrong. Bagaimana ia berawal seorang insiyur dan berakhir sebagai seorang astronot yang dikenang dunia. Saya jujurpasti banyak film biopic tentang Neil Armstrong dan film bertema luar angkasa sangat menjanjikan dalam Hollywood. First Man bahkan tidak melakukan sugarcoat pada cerita kehidupan seorang Neil Armstrong.

Neil Armstrong’s life wasn’t great. Ia kehilangan anak perempuannya akibat tumor dan banyak kehilangan teman dekatnya yang berkerja sebagia seorang astronot pula. Saya merasa yakin First man merupakan sebuah fim di tahun 2018 yang saya bisa nonton sering banget dan saya jadi kepingin kerja di NASA HAHAHA (percayalah saya bahkan agak galau ketika jurusan saya yang teknik ini gak ada di list jurusan yang diincar NASA hehe).

Kenapa saya yakin film ini cukup membuat saya mengalami ‘whoa moment’? Selain aspek cerita yang saya terbengong-bengong, luar angkasa, sinematografi yang cantik serta scoring music yang megah. Film ini memilki cerita yang mudah dipahami, kalau kamu nonton Interstellar kamu pasti yakin betapa megahnya luar angkasa dan konsep fisikanya tidak amburadul. First Man gak bakal jejelin penonton dengan konsep fisika yang bikin bengong sendiri dan merasa kenapa kamu tidur di kelas fisika ketika dosen atau guru yang menjelaskan. First Man hanya menfokuskan terhadap hidupnya Neil Armstrong saja. First Man agak sedikit lambat di awal tetapi tenang saja ketika di akhir cerita..kamu akan merasakan puasnya nonton ini.

Ryan Gosling bermain baik di sini dan sangat serius, disamping menjadi mas-mas cakep yang jago main music di La La Land, setidaknya ia bermain menjadi karakter Armstrong yang bagus. Claire Foy (The Crown) juga sama, doi bermain dengan anggun dan saya sedikit merasa bahwa hubungan antara Neil dan Janet merupakan sesuatu yang harus saya abadikan dan diingat dalam film ini.

Sinematografinya ciamik..cuakep pol dah. Kamu ga bisa melupakan bagian ketika peluncuran Apollo 11 ke angkasa dan ketika di Bulan. Sensasi yang dihadirkan akan berebda, apalagi saat di Bulan dapat dirasakan sunyi dan senyap berasa kamu lihat 2001:  A Space Odyssey  (1968). Scoring Music yang melengkapinya juga sama mantap, terimakasih kepada Justin Hurwitz dengan saling melengkapi setiap keadaan antara bumi dan luar angkasa. Oh iya, Justin Hurwitz juga pengisi soundtracknya begitu pulasang sutradara, Damien Chazelle sebagai sutradara La La Land yang diperankan oleh Ryan juga. Saya sebegitu senangnya nonton film ini. Saya bahkan gak ragu-ragu menyatakan film ini sebagai salah satu film 2018 yang saya junjungkan untuk ditonton berulang kali.

Final Thoughts

Berakhirnya tahun 2018, saya akan menyatakan film ini merupakan film terbaik yang akan saya ingat dan saya tonton berulang kali sampai mampus haha (selain Blackkklansman tentu saja). Damien dan Tim membuat film ini bisa ciamik berakhir dengan smooth dan sempurna. Sedikit curhatan saya, bahwa First Man merupakan film yang tidak saya demotivasi lagi karena kerasnya perkuliahan ini. Saya juga merasa yakin, bilan kamu bosan dengan film bertemakan luar angkasa yang konsep ilmiahnya acak kadul dan lelah dengan konsep fisika yang bikin cenat-cenut tetapi ingin menikmati sensasi yang sebenarnya. Saya akan rekomendasikan ini buat ditonton.


THIRTEENTALKS : 9/10

Postingan Populer