A Single Man (2009) : Hasil Karya Pertama Seorang Desainer dalam Seni Bergerak



A single man (2009)




“For the first time in my life I can't see my future. Every day goes by in a haze, but today I have decided will be different”- George, A Single Man (2009)


Directed by Tom Ford Produced by Tom Ford, Andrew Miano, Robert Salerno, Chris Weitz Screenplay by Tom Ford, David Scearce Based on  A Single Man by Christopher Isherwood Starring Colin Firth, Julianne Moore, Matthew Goode, Nicholas Hoult Music by Abel Korzeniowski Cinematography by  Eduard Grau Edited by Joan Sobel Production
Companies Artina Films, Depth of Field, Fade to Black Distributed by The Weinstein Company

IMDB: 7,6/10
Rotten Tomatoes : 85%
Maetacritic : 77%

Sinopsis

Seorang professor, George Falconer (Colin Firth) harus menghadapi depresi setelah kehilangan kekasihnya, Jim (Matthew Goode).

IMO

Tom Ford bukan hanya sekadar seorang fashion designer terkenal yang kita kenal, ternyata dia juga merupakan seorang sutradara dengan nilai artistik yang melekat dengan filmnya. dua film yang ia buat dengan luar biasa bagus bagi saya, yaitu Nocturnal Animals (2016) dan A single Man (2009). A Single Man menceritakan tentang seorang professor yang gay dan kehilangan kekasihnya yang meninggal akibat kecelakaan. Terdengar biasa ketika kamu melihat cerita keseluruhan. Tetapi, Tom Ford berhasil membuat saya galau seharian habis menonton A single man. Apalagi, A single man adalah debut pertama ia sebagai sutradara.

Saya walaupun bucin film crime dan thriller, saya begini-gini menyukai film yang angst dan tragedy kayak A Single Man. Sebagaimana kita tahu, banyak sekali film yang bertema kaum minoritas dan berakhir dengan tragedi seperti My Own Private Idaho, Call Me By Your Name, Moonlight, Saturday Church hingga Carol (Iya sepertinya Hollywood menyukai tipe film yang sedih dengan LGBT theme) kecuali Love, Simon (2018)  karena saya sendiri belum menonton. A single man membawa tema yang singkat dan gak berat tapi depresi. A single man tidak seberat Nocturnal Animals yang banyak teka-teki, malah dengan drama yang singkat dan jelas.

Tom Ford selalu menyisipkan rasa estetik yang melekat dengan tahun 60-an pada A single man, dengan gaya retro dan klasik serta setiap scene yang ditampilkan secara memukau dapat dinikmati secara langsung. Cerita yang dibawa lebih berfokus terhadap apa yang terjadi pada George (Colin Firth) pasca meninggalnya Jim (Matthew Goode), Saya merasa takjub dengan Colin Firth (The King’s speech) yang membawa peran George yang gentleman di luar tetapi berbeda pada dalam dirinya begitu juga Julianne Moore (Hannibal) memerankan Charlotte dengan menawan. George bahkan bukan tipe karakter seperti Scott atau Oliver, at least...Oliver lebih tanggap terhadap Elliot daripada Scott yang jadi acuh ke Mike. 

Saya suka vibes yang dihadirkan di film ini, seperti yang saya sebutkan bahwa Tom Ford tetap menyelipkan nilai seni yang anggun. Tom Ford juga tetap menyajikan fashion sense terhadap style terhadap karakter. Tentu saja, A single man tidak dibuat dengan cerita yang cukup berat seperti Nocturnal Animals yang memerlukan clue untuk menyambungkan setiap cerita yang dihadirkan dan dibantu oleh Eduard Grau sebagai sinematografernya, menghasilkan seusatu yang indah. Film ini diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Christopher Isherwood.

Final Thoughts

Saya suka desain hasil ciptaan Tom Ford, selain Versace, Dior, Balmain by Oliver Roustein atau Alexander Mcqueen. Ternyata ia tak hanya berbakat dalam menciptakan high fashion pada runway tetapi terhadap film juga. A single man menceritakan sesuatu yang simple dan tidak seberat karya setelahnya, tetapi saya sendiri bisa mendapatkan efek galau seharian setelah nontonnya dan juga terpukau secara bersamaan.

THIRTEENTALKS : 90%






Postingan Populer