Review Bleach (2018)



Bleach (2018)


Directed by Shinsuke Sato  Written by Shinsuke Sato, Daisuke Habara, Tite Kubo (Manga)  Starred by  Sota Fukushi, Hana Sugisaki, Ryo Yoshizawa, Erina Mano, Miyavi Music by Yutaka Yamada    Production Companies Warner Bros. Japan, New Line Cinema Distributed by  Warner Bros. Pictures
Rottentomatoes: 84%
IMDB: 6.8
Sinopsis

Ichigo Kurosaki merupakan seorang remaja yang memilki kemampuan melihat hantu, tetapi kehidupannya mulai berubah ketika bertemu seorang shinigami (dewa kematian) bernama Rukia Kuchiki.

IMO


Bleach ini adalah salah satu fandom yang buat saya masih bisa bertahan di dunia permanga-an, Iya saya masih beli komiknya dan masih fangirling karakter-karakter di dalamnya (serta menangisi harga komiknya yang makin mahal). Live action ini merupakan adaptasi dari manga dan anime, cerita tipe shounen yang biasa kamu jumpai di Naruto, One Piece ataupun Rurouni Kenshin.

Live action ini memilih alur cerita awal banget, dimana si Ichigo ini jadi seorang shinigami pertama kali dan Rukia membantunya melawan Grand Fisher. Saya awalnya tidak terlalu berekspetasi terlalu tinggi untuk LA ini,mungkin karena banyak persepsi dari mbak-mas netizen kalau kebanyakan LA tidak terlalu memuaskan seperti Dragon Ball dan Fullmetal Alchemist. Banyak juga yang mengatakan kalau LA dari Bleach ini cukup memuaskan.

Saya personal merasa cukup puas tapi gak puas banget sebagaimana saya ekspetasikan. Pertama, LA ini melepas rindu saya ke seriesnya yang sudah kelar setahun lalu dan animenya yang gak kunjung lanjut jadi rindu ini sudah dibalaskan. Kedua, LA ini hampir 100% mengikuti manga aslinya dan kalaupun kita tidak mengikuti manga seriesnya bakal paham ceritanya kok. Ketiga, ini series saya yang saya ikutin dari SD, jadi beginilah saya makin bahagia dong...

Beberapa hal yang bikin saya kurang puas terhadap LA ini adalah kurang diperlihatkan bagian soul- society walaupun memang film ini lebih berfokus ke kehidupan Ichigo sebagai Shinigami dan manusia, tapi saya masih berharap banget bisa lihat Soul society lebih banyak  (Because, We could see that they were designed it with sci-fi vibes in that movie) jadi senang kan akutu. Saya berharap kalau diberi kesempatan ada sequelnya dan fokus ke Soul society dan Gotei 13 hehe. Jangan lupa karakter Renji yang entah mengapa bikin saya sebal dalam durasi 1,5 jam film berlangsung.

Performa setiap karakternya , saya bakal bilang  mereka hampir on character, chemistry diantara Ichigo (Sota Fukushi) dan Rukia (Hana Sugisaki) berasa banget. Miyavi disini berperan sebagai Byakuya Kuchiki, abangnya Rukia yang jadi crush saya pas masih bocah pun berhasil bikin saya semakin ngefans sama doi hehe. Saya aja baru ngeh kalau Byakuya ini stylenya lebih rocker daripada di manga atau anime (apalagi kita tahu kalau Miyavi ini merupakan rocker juga), tetap saja hal tersebut buat saya ingin sungkem ke Miyavi. Hana pun bisa membawakan karakter Rukia yang saya harapkan.

Dalam sinematografinya biasa aja, mungkin saya aja yang terlalu sok artistik tapi masa bodolah yang penting jiwa fangirl saya dipuaskan secara batin dan terbalaskan rindu pada fandom ini.

Final Thoughts

Film ini cukup membawa nostalgia buat yang suka mengikuti banyak shounen manga, Apalagi mengingat anime seriesnya yang tidak lanjut dan manga yang kelar di 680-an chapter. Setidaknya kamu bisa menikmati film ini tanpa harus mengikuti manganya dari chapter pertama karena alurnya mudah dimengerti. Saya masih berharap ada sequelnya cuma karena saya mau lihat kelanjutan nasib Rukia di Gotei 13 *spoiler alert*.



Thirteentalks : 75%



Postingan Populer