Tilik (2018): Realitas di Balik Indentitas Interaksi Sosial
‘Dadi wong ki mbok solutip’
Directed by Wahyu Agung Prasetyo
Siapa yang tidak kenal dengan ghibah? Ghibah atau bergosip merupakan hal yang lumrah dan banyak dosanya tapi nikmat, yang sering ditemukan di masyarakat. Iya, desas-desus burung gagak yang terkadang suka misleading dengan fakta yang sebenarnya, tapi suka menjadi aktivitas yang top tier di kalangan manusia. Apalagi untuk rakyat nasional yang kerap cukup familiar dengan gosipan ibu-ibu rumah tangga yang beli sayur sibuk bergunjing dengan teman sepergaulan mereka atau bahkan saudara yang berkunjung ketika sedang lebaran.
Tilik menjadi film pendek yang viral di jagat internet, dengan cepat melonjak setelah diunggah di YouTube dengan peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia. Film pendek berdurasi 32 menit ini sukses membuat meme dengan kutipan-kutipan dari film tersebut yang sangat relatable. Bernarasi dengan realitas yang ada pada masyarakat umum di Indonesia. Tidak jauh dengan gosip, internet dan hoax. Menunjukkan proses dari sebuah informasi yang bisa memunculkan banyak opini baru. Bercerita tentang segerombolan ibu-ibu yang mau menjenguk Bu Lurah sambil menumpangi truk dikarenakan darurat, mengisi waktu dengan bergunjing antar tetangga.
Film berdurasi 32 menit ini penuh dengan satir, sebuah sindiran keras terhadap interaksi sosial. Melihat internet tidak cukup untuk benar, tetapi cukup baik untuk menjadi alasan yang membenarkan. Mau fakta atau tidak. Pokoknya… sudah lihat di internet, sudah yakin. Sehingga dengan berbicara berdasarkan internet saja sudah bisa menggiring opini yang beragam. Kedua, omongan tetangga yang ghibah dengan karakter perkumpulan emak-emak merupakan double kill. Diperkenalkan dengan karakter Bu Tejo yang diperankan oleh Siti Fauziah memiliki karakter yang kuat sebagai personifikasi dari kelakuan manusia yang julid. Selama 32 menit ini pun, kita sadar bahwa status hidup dan sosial bisa menjadi insecurity ketika sudah berhadapan dengan tuntutan masyarakat, seperti menjadi single dan perempuan meskipun sudah cukup umur tetap saja bisa menggiring opini yang baik atau tidak.
Hal tersebut dinyatakan oleh sang Sutradara, Wahyu Agung Prasetyo di Vice. Perihal perempuan dengan status tanpa memiliki pasangan hidup sering menjadi momok bagi masyarakat. Padahal, dengan status hidup seseorang pun orang tersebut berhak memiliki keputusan tanpa tuntutan yang tidak sesuai bagi dirinya. Selain itu, Tilik memiliki narasi yang kuat singkat dan padat serta penokohan yang sangat kuat. Karakter yang dikenalkan ada empat, yaitu Bu Tejo, Yu Sam, Yu Ning. Masing-masing menggambarkan personifikasi bersama narasi masyarakat yang cukup kuat.
Bu Tejo yang sekarang sedang trending ini, diperankan Siti Fauziah yang sangat kuat dengan jiwa julid emak-emak. Jiwa lambe turah-nya terasa sekali ditambah dengan ekspresi wajah dan Bahasa jawa yang kental membuat semakin terasa kearifan lokal perjulidan emak-emak. Yu Sam diperankan Dyah Mulani juga sebagai netizen atau tetangga yang suka kompor. Sangat antusias kalau sudah ada informasi yang hangat, tentu saja julidnya. Karakter Yu Ning diperankan oleh Brilliana Desy berperan sebagai seorang yang positif dengan berupaya selalu validasi sebelum menerima informasi. Ketiga karakter ini menujukkan ‘The Power of Emak-Emak’.
Tilik juga dibumbui dengan visual yang cantik, selama durasi setengah jam tersebut kita dibawa dengan gerombolan ibu-ibu menumpangi truk sambil menyisiri jalanan di Yogyakarta. Terasa seperti mudik. Narasi yang kuat dengan humor beserta nyolotan ibu-ibu menjadi pelengkap sempurna. Gimmick yang dihadirkan seperti *spoiler* membunyikan klakson truk setiap kali ada polisi menjadi bumbu tambahan komedi ataupun penggunaan Bahasa jawa yang membuat film ini terasa natural. Tidak lupa dengan plot twist ending yang membuat lengkap
Bersama para perkumpulan ibu-ibu yang sibuk menyisiri jalan Yogyakarta selama setengah jam. Membawa kita dengan kesimpulan untuk selalu validasi dan menyaring informasi terhadap setiap informasi dengan cermat, mengingat belakangan ini hoax berseliweran dari internet, grup keluarga di Whatsapp bahkan langsung dari percakapan langsung. Tilik bisa menjadi sebuah tontonan film nasional yang bagus dan menarik, dengan narasi serta penokohan yang ciamik, menjadi nilai plus untuk jadi tontonan ringan ketika waktu luang.
THIRTEENTALKS: 8,8/10